Wajah Baru Halte Cikoko Stasiun Cawang
(Jakarta) – Pemprov DKI Jakarta melalui Transjakarta (TJ) melakukan uji coba terhadap Halte Cikoko Stasiun Cawang mulai Jumat, (17/2/2023). Halte tersebut telah rampung direvitalisasi dan kini siap diuji coba untuk kebutuhan mobilisasi masyarakat khususnya pengguna transportasi publik.
Revitalisasi tersebut merupakan bagian dari Program Revitalisasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta terhadap berbagai Halte Transjakarta.. Halte Cikoko St. Cawang masuk ke dalam daftar Revitalisasi Tahap 1 yang dijadikan Halte Integrasi. Integrasi tersebut memiliki arti bahwa pengguna transportasi publik dapat berpindah moda secara langsung dengan moda transportasi publik lainnya.
Halte ini mewujudkan konektivitas dan integrasi transportasi yang menghubungkan 3 (tiga) moda transportasi publik yaitu Transjakarta, LRT dan KRL Commuter Line. Halte ini melayani Transjakarta Koridor 9 (BRT) rute Pinang Ranti – Slipi, Koridor 7D (Non BRT) rute Kampung Rambutan – Pancoran Tugu, dan Koridor B11(Transjabodetabek) rute Summarecon Bekasi – Pancoran Tugu, juga telah terkoneksi dengan Stasiun LRT Cikoko dan Stasiun KRL Commuter Line Cawang.
Melalui Halte ini, pengguna kini dapat berpindah moda transportasi publik dengan mudah, aman dan nyaman. Halte ini dilengkapi dengan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dengan kanopi dan pagar pembatas, serta lift untuk penumpang prioritas untuk memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat yang akan berpindah moda transportasi publik.
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Halte Cikoko Stasiun Cawang
JPO yang terletak di Halte Cikoko Stasiun Cawang ini dapat diakses dengan mudah dari Jalan MT. Haryono, Jakarta Selatan. Adapun sebelum revitalisasi dilakukan, jembatan penyeberangan sebagai akses masuk ke Halte ini tidak saling terhubung sehingga menyulitkan penumpang untuk berpindah moda. Kini, penumpang transportasi publik dapat dengan mudah berpindah moda melalui JPO yang sudah terkoneksi.
Pemprov DKI Jakarta berharap, hasil revitalisasi Halte Transjakarta ini dapat membuat masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Fasilitas ini juga diharapkan dapat selalu dirawat dan dijaga bersama-sama oleh masyarakat demi keamanan dan kenyamanan bersama (**).