
Dishub DKI Jakarta Bangun Kerjasama Lewat Diskusi Penanganan Kemacetan
Jakarta – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Bapak Heru Budi Hartono, bersama Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Bapak Syafrin Liputo membuka Focus Group Discussion (FGD) “Penanganan Kemacetan Di Provinsi DKI Jakarta”. Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada Kamis, (06/07/2023).
Pada pembukaan Focus Group Discussion (FGD) “Penanganan Kemacetan Di Provinsi DKI Jakarta” yang oleh Pj Gubernur DKI Jakarta ini, turut hadir Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, Wakil Direktur Lalu Lintas (Wadirlantas) Polda Metro Jaya AKBP Doni Hermawan, serta Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar serta para narasumber terkait dalam acara ini. Diskusi ini pun diharapkan dapat menjadi wadah untuk menerima aspirasi dan ide dari akademisi, ahli, pelaku usaha, serta masyarakat seputar solusi kemacetan di Jakarta.
Dalam sambutannya, Pj Gubernur DKI Jakarta menyebutkan bahwa Jakarta menjadi kota yang didatangi oleh masyarakat dari berbagai kota di sekitarnya seperti Bekasi, Tangerang, Depok. Dengan padatnya aktivitas lalu lintas, terjadilah kemacetan di berbagai ruas jalan di Jakarta. Berangkat dari hal tersebut, kemacetan menjadi permasalahan yang perlu dijawab bersama.
Sejalan dengan pernyataan Pj Gubernur DKI Jakarta, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyampaikan berdasarkan survei TomTom Traffic Index Tahun 2022, Jakarta menduduki peringkat kemacetan ke-29 dari 389 kota termacet di dunia dengan tingkat kemacetan 53 persen. Angka ini menunjukkan kemunduran karena sebelumnya Jakarta berada di peringkat 46 pada tahun 2021. Dengan demikian, dibutuhkan perbaikan dengan berbagai upaya untuk menangani kemacetan.
Diskusi ini dipimpin oleh Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna dengan menghadirkan sejumlah narasumber yaitu, Pakar Transportasi dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Sutanto Soehodho, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Musni Hardi K. Atmaja, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio. Hadir pula para penanggap yaitu Pakar Sektor Transportasi Danang Parkesit, Pengamat Tata Ruang Universitas Trisakti Niwono Joga, serta Kasubdit Angkutan Orang Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Bayu Sutanto.
Sejumlah ide dan solusi pun hadir dari diskusi ini, salah satunya adalah pembagian jam kerja bagai para pekerja yang bekerja di Jakarta. Pada diskusi ini, para narasumber, penanggap, dan peserta diskusi seperti masyarakat bertukar ide baik dari sisi transportasi, ekonomi, dan efektivitas bekerja. Tentunya, kebijakan ini nantinya akan dibahas lebih lanjut untuk menilai manfaat dan dampaknya sebelum diterapkan.
Salah satu upaya penanganan kemacetan yang juga dilakukan Pemprov DKI Jakarta adalah penerapan Kebijakan Transport Demand Management (TDM). Strategi ini adalah strategi kebijakan dalam membudayakan penggunaan angkutan umum sudah diterapkan. Konsep TDM terdiri dari layanan angkutan umum yang terintegrasi dan kemudahan bagi para pengguna angkutan umum. Selain itu pula, hadir sejumlah ide dan solusi seperti peningkatan infrastruktur transportasi, serta fasilitas transportasi publik di Jakarta, penertiban parkir, serta pembatasan kendaraan bermotor.
Hingga saat ini, telah diterapkan berbagai upaya melalui Konsep TDM yang terdiri dari layanan angkutan umum yang terintegrasi dan kemudahan bagi para pengguna angkutan umum. Selain itu ada pula beberapa strategi lainnya seperti Low Emission Zone (LEZ), juga disinsentif parkir, dan pemberlakuan kawasan ganjil-genap.
Seperti yang disampaikan Pj Gubernur DKI Jakarta pada sambutannya, segala usul dari diskusi ini akan dirangkum untuk dibahas lebih lanjut bersama dengan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DKTJ). Hadirnya Focus Group Discussion (FGD) ini diharapkan menjadi wadah kerjasama seluruh aspek terkait untuk memberikan solusi, ide, dan saran serta beraksi untuk mengatasi kemacetan di DKI Jakarta.